Jumat, 21 Januari 2011

IBU CANTIK MAU MEMAKAI KEBAYA PESTA


Kejadian ini sudah berlangsung November tahun lalu. Seorang ibu setengah baya datang ke praktek saya waktu itu. Beliau terkesan dari keluarga baik-baik dan berpenampilan sopan. Berat badannya memang tampak sedikit berlebih, namun secara keseluruhan penampilan masih terkesan lumayan.

„Saya mau turunkan barat badan“ katanya,“ Agar Januari nanti ini bisa memakai kebaya pesta pada pernikahan putri bungsu saya“. Hanya saja ibu ini terkesan agak gelisah, seakan ada sesuatu yang sangat berat yang menggangu pikirannya.

Pada saat pemeriksaan fisik, terkejut saya dibuatnya. Perut ibu ini tampak lebam biru-hitam didinding perut di-mana2. Namun waktu ditanya apa penyebabnya, beliau hanya mau menjawab seadanya.

Sewaktu akan menjalani hipnoterapi, beliau tidak mampu berkonsentrasi. Pikiran terkesan ber-pindah2 dan tidak mampu relaxasi. Mengagetkan memang, karena ibu ini hampir serupa seorang pecandu narkoba waktu bereaksi. Otak dan pikiran sangat aktif, tetapi arah pikiran tidak jelas, sebentar kesana sebentar kesini.

Setelah ditanya lebih rinci, baru beliau mau mengakui. Memang sudah berobat pada seorang dokter, yang mengaku dokter ahli kecantikan tadi pagi. Beliau mendapat suntikan banyak dibagian perut, serta dibekali kapsul obat untuk diminum sehari dua kali. Sejak pagi itu perasaan menjadi kurang tenteram, jantung berdebar, dan buang air kecil ber-kali2.

Beliau memang sudah berobat pada dokter yang ini sejak beberapa minggu lalu. Berat badan sudah turun sekitar 4 kilo, tetapi badan terasa tidak nyaman dan tidak tenteram, serta diiringi suasana hati yang gelisah selalu.

Saya meminta ibu ini menghentikan obatnya. Diteruskan dengan memberikan konsultasi kesehatan dan gizi, serta terapi standar yang biasa saja. Saya meminta beliau kembali dihari ke-lima.

Gambar diatas adalah keadaan perut pada hari ke-lima saat beliau datang. Lebam biru-hitam diperut sudah banyak berkurang, dan perilaku juga sudah tenang. Beliau bahkan mampu menerima hipnoterapi gizi dalam upaya merubah mindset, termasuk mampu memilih makanan mana yang boleh dimakan, serta yang mana yang harus dipantang.

Roy Marten, Revaldo dan beberapa selebriti Indonesia lainnya harus masuk bui karena memakai narkoba. Mereka mungkin memang sudah sekuat-kuatnya berusaha. Namun walau niat benar-benar mau berhenti, apa daya narkoba itu telah merusak beberapa jejas di berbagai bagian otak mereka. Fungsi otak sudah terganggu dan mereka sudah menjadi pecandu.

Saya tidak tahu pasti obat apa yang sebenarnya diberikan dan disuntikan. Karena saya hanya memeriksa pasien secara fisik saja, tidak sampai meminta periksa laboratoriumnya. Mudah-mudahan obatnya tidak yang tergolong jenis narkoba. Obat jenis ini sering disalah gunaan karena efek penurunan berat badan memang luar biasa.

Dokter (atau yang mangaku) yang sampai tega menyuntik pasiennya dengan obat yang masih tergolong narkoba, itu tergolong mahluk yang jahat, yang jahatnya luar biasa.....

Kenapa tidak dipersilahkan masuk bui saja....

He..he..

CATATAN:

Kini di IDI sudah ada berbagai organisasi profesi (dokter) dengan peminatan2 tertentu, seperti: Estetika, Kulit, Gizi Klinik, Anti Penuaan, serta peminatan2 lainnya yang juga menangani masalah estetika.

Secara berkala organisasi para dokter ini melakukan pembianaan kepada para anggotanya. Termasuk memberikan arahan tentang berbagai aspek tehnis kedokteran, ataupun masalah per-undang2-an dibidang Kesehatan.

Selasa, 11 Januari 2011

MEMBACA FOTO AURA



Prof Dr Walujo Soerjodibroto PhD, SpGK



Bagi yang mampu membaca AURA...

Pasti mampu melihat kelemahan / kekurangan saya...

Atau kelebihan?...

He...he...

Sabtu, 01 Januari 2011

A PHYSIOLOGY CLASS



This actually happened at University of Indonesia in October this year. In a physiology class, the professor was explaining the high fructose (a kind of sugar) levels found in semen. Fructose tastes a little sweeter than the ordinary sugar (sucrose).

A young female freshman raised her hand, “If I understand, you’re saying there is a lot of fructose, as in sugar, in male semen?”.

“That is correct”, responded the professor, going on to add other statistical info.
Raising her hand again, the girl asked, “Then why doesn’t it taste sweet?”

After a stunned silence, the whole class burst out laughing.

The poor girl’s face turned bright red, and realized exactly what she had inadvertently said, or rather implied. She picked up her books without a word and walked out of class… and would never return.

However, as she was going out of the door, the professor’s reply was classic…..

Totally straight faced he answered her question, “It doesn’t taste sweet because the taste-buds for sweetness are on the tip of your tongue, and not at the back of your throat”…………….




Original info from Aryo Wibowo